SEORANG TUKANG RAMBUTAN PADA ISTRINYA
SEORANG TUKANG RAMBUTAN PADA ISTRINYA
Oleh: Taufiq Ismail
“Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengantar banyak sekali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin juga turun harganya
Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula
Mereka kehausan datam panas bukan main
Terbakar muka di atas truk terbuka
Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu
Biarlah sepuluh ikat juga
Memang sudah rezeki mereka
Mereka berteriak-teriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
“Hidup tukang rambutan! Hidup tukang rambutani”
Dan menyoraki saya. Betul bu, menyoraki saya
Dan ada yang turun dari truk, bu
Mengejar dan menyalami saya
“Hidup pak rambutan!” sorak mereka
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar
“Hidup pak rambutan!” sorak mereka
“Terima kasih, pak, terima kasih!
Bapak setuju karni, bukan?”
Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara
“Doakan perjuangan kami, pak,”
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima kasih mereka
“Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!”
Saya tersedu, bu. Saya tersedu
Belum pernah seumur hidup
Orang berterima-kasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita.
1966
thank’s bro..puisi ini yang saya cari2 setelah mendengarkan dari iman soleh yang membawakannya langsung.
http://rizal619.wordpress.com
rizal619 said this on August 12, 2009 at 8:08 am |
Selamat direnungi, mas.
kainsa said this on August 25, 2009 at 4:36 pm |
mksh ….ats infrmsinya sy dpt mgrjkan dg mdah???????
tiwi said this on July 24, 2010 at 10:03 am |
Puisi ini salah satu yang alasan yang mengantarkan saya menjadi mahasiswi saat ini, trims
http://www.aliyaadzkia.blogspot.com
aliyaadzkia said this on February 1, 2011 at 8:17 am |
aq b’hagia banget saat mendengar puisi di atas tadi menbuat qu senang
nhytah said this on April 9, 2011 at 4:24 am |
aku sangat suka dengan puisi ini… menyentuh di hati
eva mustika said this on April 21, 2011 at 10:20 am |
Asshole!
Hendarto pipi bopengan said this on September 10, 2013 at 1:01 am |
puisi ini pernah mengantarkan saya menjdi juara puisi kabupaten…semngat pemuda itu…rasa tulus penjual rambutan membuat saya berlinang air mata meresapinya…HIDUP TUKANG RAMBUTAN!HIDUP RAKYAT!!
dian said this on May 20, 2011 at 3:08 pm |
maksudnya tuh apa sih dari puisi ini ? dan kelebihannya apa ? mohon bantuannya 🙂
berly said this on July 16, 2011 at 3:36 am |
for WAS Rendra, Taufik Ismail, Anwar, Ali Hasjmy, ramadhan kh, your work will remain in my heart ….
Anifatul Ea said this on August 21, 2011 at 1:21 pm |
Apa tema puisinya?
Indra said this on September 4, 2011 at 11:52 pm |
puisi ini sangat bermakna bagi kehidupan semua orang…
SOM (six of maung) said this on September 11, 2011 at 4:54 am |
puisi ini indah bgt…
SOM (six of maung) said this on September 11, 2011 at 4:57 am |
puisi ini seru abis..
SOM (six of maung) said this on September 11, 2011 at 4:59 am |
aku suka bgt sama puisi ini…
SOM (six of maung) said this on September 11, 2011 at 5:00 am |
puisi ini bagus..
nadianaul20 said this on September 11, 2011 at 5:04 am |
….puisi yg alami n indah sekali….terbuka …jujur n baik hati…
Jeffry Louis said this on October 10, 2011 at 5:52 am |
salah satu yg terbaik dari Taufik Ismail
Jeffry Louis said this on October 27, 2011 at 5:21 am |
apa makna puisi ini?
Anonymous said this on November 15, 2011 at 4:45 am |
ini apa yaa?
Anonymous said this on March 19, 2012 at 9:49 am |
puisi yg sangat indah..
Anonymous said this on June 29, 2012 at 1:25 pm |
pisi nya bagus . tapi sayang kurang mengeri arti dari puisi ini. ada yang bisa menjelas kan ??
Anonymous said this on October 22, 2012 at 2:46 am |
buat yang pengen tau makna puisi ini, kalo interpretasi gua sih gini:
puisi ini menceritakan kejadian yang dialamin seorang tukang rambutan di siang hari kepada istrinya. ada rombongan mahasiswa yang baru saja mengantarkan jenazah rekan mereka yang meninggal dalam aksi demonstrasi.
tukang rambutan ini merasa berterima kasih karena aksi demonstrasi tersebut, harga BBM tidak naik. jadi mereka tetap bisa naik angkutan umum yang ongkosnya gak berat di kantong.
sebagai ucapan terima kasih, si tukang rambutan ini ngasih rambutan ke rombongan mahasiswa. mahasiswa itu berterima kasih juga ke tukang rambutan.
sebenernya gak susah sih nangkep maknanya. apalagi taufik ismail bukan penulis puisi yang suka bikin mumet pake metafora-metafora yang cuma dipahami sama penulis dan tuhannya. =D
mungkin karena momennya sudah lewat, orang yang baru baca puisi ini sekarang jadi susah untuk mahamin.
Kebon jahe said this on October 30, 2012 at 6:49 am |
manteb ini puisi yg saya cari.., tpi gagasan apa aja ya pada puisi ini??
harisin auzan said this on October 12, 2013 at 1:44 am |
Sudah lama sya cari puisi ini. Pernah sy bawakan saat SMP dan dpt juara 2 tngkat kabupaten. Ini ceritanya tentang perjuangan mahasiswa KAMI di tahun 1966. “Tadi siang ada yang mati” merujuk pada aktivis mhs ’66 yg gugur yakni Arif Rahman Hakim. Terimakasih buat yg telah mengumpulkan dan mensharenya
laily said this on November 21, 2013 at 2:08 am |
inii puisii amanattnya ap…
yii said this on March 12, 2014 at 5:00 pm |
gimana cara mengkaji rima dan gaya bahasa dari puisi ini…tlong di jawab
Anonymous said this on March 16, 2014 at 4:43 am |
pernah baca puisi ini dulu pas masih smp
hosting gratis said this on April 14, 2014 at 12:11 pm |
apa sih typografi dari puisi tukang rambutan?
Anonymous said this on September 9, 2014 at 3:12 am |
Terima kasi pak taufik ismail
Anonymous said this on August 13, 2015 at 1:09 am |
Siapa yang mati di dalam puisi seorang tukang
Yunita sri lestari said this on August 14, 2015 at 8:48 am |
Majasnya apa??
Adel said this on August 31, 2015 at 11:16 am |
Majas metallica… Hahaha…
Anonymous said this on March 27, 2017 at 11:39 pm
Heloooooi majasnya apa????
Saya butuh sekarang
Audrey said this on August 31, 2015 at 11:33 am |
Apa isi gagasan tersebut
ria said this on October 1, 2015 at 7:13 am |
Jaman sekarang pengem rambutan ya beli. Atau tanam sendiri
petrux said this on May 5, 2016 at 6:03 am |
Enak baca Balada, kesannya seperti cerpen.
sepenuhnya.com said this on April 4, 2018 at 2:40 pm |